makalah tentang globalisasi
Merambahnya budaya asing ke
Indonesia melalui media massa (elektronik, cetak) serta media dunia maya
(internet) sangat mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia. Proses saling
mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui
interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun
kelompok-kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia
terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Pada hakekatnya
bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya
pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak
luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu,
globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu
makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap
berarti. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai
hal, seperti anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya.
Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan
sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi
selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki
keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri.
Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang
lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin
dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Banyak faktor yang menyebabkan
budaya lokal dilupakan dimasam sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing.
Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar,
asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada
kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai
dilupakan. Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas
bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian
maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara lain. Walaupun
demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan sesuai dengan
kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input dari negara
lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negaranya.
Berdasarkan
batasan masalah di atas maka dapat di rumuskan pemasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana
definisi globalisasi ?
2.
Apa
dampak positif dan negatif dari globalisasi ?
3.
Bagaimana
pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan nasional ?
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain adalah untuk mengetahui,
memahami, serta membahas tentang:
1.
Pengertian
globalisasi atau hakikat globalisasi
2.
Dampak
positif da negatif dari Globalisasi
3.
Pengaruh
globalisasi terhadap kebudayaan Nasional.
4.
Cara
atau strategi untuk menghadapi pengaruh buruk dari Globalisasi.
Menurut asal katanya, kata
“globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari
setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu
sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi
dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa,
sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya.
Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk
yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena
tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti
budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang
dimaksudkan orang dengan globalisasi:
·
Internasionalisasi: Globalisasi
diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini
masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun
menjadi semakin tergantung satu sama lain.
·
Liberalisasi: Globalisasi juga
diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan
tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
·
Universalisasi: Globalisasi juga
digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke
seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh
dunia.
·
Westernisasi: Westernisasi adalah
salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan
budaya dari barat sehingga mengglobal.
·
Hubungan transplanetari dan
suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas.
Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status
ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi
sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara
B. Ciri-ciri
Globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin
berkembangnya fenomena globalisasi di dunia
·
Perubahan dalam Konstantin ruang dan
waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit,
dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
·
Pasar dan produksi ekonomi di
negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari
pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
·
Peningkatan interaksi kultural
melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi
berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan
mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka
ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
·
Meningkatnya masalah bersama,
misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional
dan lain-lain.
Kennedy
dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada
globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu.
Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita
turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang
ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan
ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter
Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
Globalisasi budaya antara nya
sub-kebudayaan Punk, adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang
secara global.Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di
masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan
sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang
dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik nilai-nilai maupun persepsi
berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam
alam pikiran. Aspek-aspek
kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah
kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai
dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world
culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia
ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai
tempat di dunia ini (Lucian W. Pye, 1966).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif
terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak
melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi
antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.
Seperti yang kita tahu bahwa globalisasi adalah proses
komplek yang digerakan oleh berbagai pengaruh sehingga mengubah kehidupan
sehari-hari terutama dinegara berkembang, dan pada saat yang sama ia
menciptakan system- system dan kekuatan trans nasional baru.
Globalisasi juga menimbulkan berbagai dampak yang merupakan
permasalahan global. Dampak dari globalisasi tersebut itu adalah:
Ø
Dampak negatif globalisasi yang
terlihat/ terdetek; yaitu dampak buruk yang dapat dihindari sebelum itu
terjadi.
Ø
Dampak positif globalisasi yang
terlihat/ terdetek; yaitu dampak positif/baik yang dapat diperkirakan sebelum
itu terjadi.
Ø
Dampak negatif globalisasi yang
tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak buruk yang tidak diperkirakan dan tidak
dapat dihindari sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah efek buruknya
terjadi.
Ø
Dampak positif globalisasi yang
tidak terlihat/ tidak terdetek; dampak positif/baik yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Dampak tersebut baru disadari setelah menguntungkan
peradaban.
Oleh sebab itu
sudah sepatutnya penjelasan mengenai masalah globalisasi harus ditekankan,
karena perbedaan pendapat mengenai dampak globalisasi sudah sering terjadi di
masyarakat kita dewasa ini.
Dampak positif
globalisasi antara lain:
·
Mudah memperoleh informasi dan ilmu
pengetahuan
·
Mudah melakukan komunikasi
·
Cepat dalam bepergian (mobilitas
tinggi)
·
Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan
toleran
·
Memacu untuk meningkatkan kualitas
diri
·
Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak
negatif globalisasi antara lain:
·
Informasi yang tidak tersaring
·
Perilaku konsumtif
·
Membuat sikap menutup diri, berpikir
sempit
·
Pemborosan pengeluaran dan meniru
perilaku yang buruk
Globalisasi memengaruhi
hampir semua aspek yang ada di masyarakat,
termasuk diantaranya aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values)
yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan
dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam
pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam
pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah kesenian,
yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah
gejala tersebarnya nilai-nilai
dan budaya
tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture)
telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini
dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke
berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan
globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan
berkembangnya teknologi komunikasi.
Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi
antar bangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.
v Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia
Globalisasi
adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas
wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi
Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public
jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua
dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang
makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi
pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-
lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala
informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa
pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut
meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh
globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai
nasionalisme terhadap bangsa.
Pengaruh positif
globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1. Dilihat dari globalisasi politik,
pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan
adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur,
bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat.
Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi
meningkat
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya
pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa
negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa
yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola
berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari
bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada
akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.
Pengaruh negatif
globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1.
Globalisasi
mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan
dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang
2.
Dari
globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza
Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk
dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita
terhadap bangsa Indonesia.
3.
Masyarakat
kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh
masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4.
Mengakibatkan
adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan
nasional bangsa.
5.
Munculnya
sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama
warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan
kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas
memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi
secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi
berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara
global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan
menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila
tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis
sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan
dan kesatuan bangsa.
v Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di
Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu
cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh
globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut
telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak
remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya
Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian
tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas-
jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka
dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain
dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan
budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian
bangsa.
Teknologi internet
merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses
oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka
sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat
yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini,
banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk
membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib
mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada
karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak
anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek
tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut
kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh
riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang
menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Moral generasi bangsa
menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan
nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya
bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda
adalah penerus masa depan bangsa.
Berdasarkan
analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada
pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi
pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Langkah- langkah
untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu :
1.
Menumbuhkan
semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam
negeri.
2.
Menanamkan
dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3.
Menanamkan
dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4.
Mewujudkan
supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya
dan seadil- adilnya.
5.
Selektif
terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
Kemajuan peradaban dan derap langkah pembangunan merupakan
dua hal yang umumnya berjalan secara beriringan. Melalui berbagai aktifitas
pembangunan itu manusia meningkatkan kualitas kehidupan, mengkonstruksi
tata-nilai kehidupan dan akhirnya membentuk sebuah peradaban. Di era abad 21
sekarang ini, perkembangan derap peradaban manusia itu telah mencapai suatu
kondisi yang dicirikan dengan adanya interaksi yang semakin intensif antar umat
manusia, yang secara umum era seperti ini sering kita sebut sebagai “era
globalisasi”.
Kondisi keterhubungan (interconnectedness) antarmanusia itu
memberikan berbagai pengaruh dalam pembangunan peradaban era global. Harus
diakui bahwa dibalik berbagai pengaruh itu terdapat kemajuan-kemajuan yang
telah diperoleh, namun di sisi lain era globalisasi ini menghadirkan berbagai
tantangan/ permasalahan, yang hampir seluruh permasalahan itu adalah hasil dari
intensitas interaksi antarmanusia di berbagai belahan bumi yang terus
meningkat.
Pada era Globalisasi sekarang ini terjadi banyak peningkatan kualitas di segala bidang, menurut data dari WHO (World Health Organization), usia harapan hidup rata-rata umat manusia di dunia, yang di tahun 1955 adalah 48 tahun telah meningkat menjadi 62 tahun di tahun 2000. Selain itu, umat manusia pada era Globalisasi ini juga semakin terdidik yang ditunjukkan oleh data dari UNESCO yaitu jika di tahun 1970 masih ada 37% dari penduduk dunia yang buta huruf, jumlah itu sudah menurun menjadi hanya sekitar 18% penduduk dunia yang buta huruf di tahun 2004. Umat manusia saat ini juga dapat menikmati tatanan dunia yang relatif lebih damai dan secara geopolitis juga lebih stabil dibandingkan dengan beberapa era sebelumnya.
Pada era Globalisasi sekarang ini terjadi banyak peningkatan kualitas di segala bidang, menurut data dari WHO (World Health Organization), usia harapan hidup rata-rata umat manusia di dunia, yang di tahun 1955 adalah 48 tahun telah meningkat menjadi 62 tahun di tahun 2000. Selain itu, umat manusia pada era Globalisasi ini juga semakin terdidik yang ditunjukkan oleh data dari UNESCO yaitu jika di tahun 1970 masih ada 37% dari penduduk dunia yang buta huruf, jumlah itu sudah menurun menjadi hanya sekitar 18% penduduk dunia yang buta huruf di tahun 2004. Umat manusia saat ini juga dapat menikmati tatanan dunia yang relatif lebih damai dan secara geopolitis juga lebih stabil dibandingkan dengan beberapa era sebelumnya.
Dari perspektif kesejahteraan, juga dapat dikatakan bahwa
kesejahteraan manusia sekarang relatif lebih baik. Data dari UNDP (United
Nation Development Program) menyatakan bahwa di tahun 2006 lalu pertumbuhan
perekonomian dunia mencapai 5,4% dan pendapatan bruto dunia mencapai US$ 66
Trilyun jika dihitung berdasarkan skala PPP (Purchasing Power Parity). Dengan
tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,1% di tahun itu, maka UNDP menyatakan
bahwa pendapatan per kapita dunia naik rata-rata sebesar 4,3%. Dengan capaian
seperti itu, maka umat manusia boleh optimis bahwa di tahun 2015, jumlah orang
miskin di seluruh dunia dapat dikurangi sampai separuhnya, atau dengan kata
lain agenda pembangunan milenium atau Millenium Development Goals (MDG) dapat
diharapkan untuk tercapai sasarannya tepat waktu. Oleh karena itu, tampaknya
peradaban dunia pada era globalisasi ini sudah berjalan sesuai dengan track
atau jalur yang diharapkan untuk mencapai tujuan-tujuan luhur yang diinginkan
secara kolektif oleh seluruh umat manusia.
Meskipun demikian umat manusia di era
globalisasi sekarang ini juga menghadapi berbagai tantangan permasalahan
peradaban yang tidak sedikit dan bahkan berpotensi untuk mengancam jalannya
pembangunan berskala global untuk tercapainya kemaslahatan umat manusia. Meskipun pendapatan dunia itu
meningkat, namun harus diakui bahwa kesenjangan antara kelompok manusia dengan
kesejahteraan yang tinggi dengan kelompok manusia dengan kesejahteraan rendah
semakin lebar. Data dari UNDP memaparkan bahwa di tahun 2006, sebanyak 2% dari
orang-orang terkaya di dunia menguasai 50% sumber daya di seluruh dunia dan
analisa dari majalah Fortune 500 edisi akhir tahun 2006 pernah menyatakan bahwa
penghasilan bersih dari 225 orang terkaya di dunia hampir sama dengan
pendapatan nasional dari 40% negara miskin dan negara berkembang yang ada di
seluruh dunia.
Pada intinya secara umum
permasalahan globalisasi memiliki dua sifat yaitu:
Unsur interrelasi yang sangat kuat, artinya permasalahan
globalisasi itu, sangat berpautan erat antara satu negara dengan beberapa
negara lain. Meskipun masalah- masalah itu pada mulanya dijumpai hanya di satu
atau beberapa negara akan tetapi lambat laun akan terjadi di seluruh negara di
berbagai belahan bumi. Apalagi dengan kemajuan teknologi transportasi dan
teknologi telekomunikasi dan informasi yang telah menyebabkan interaksi antar
manusia baik secara nyata maupun maya semakin meningkat, maka penyebaran dari
permasalahan globalisasi itu diperkirakan akan semakin cepat.
Keterjangkauan berskala global (global coverage), artinya
permasalahan globalisasi itu, dapat menyebar ke seluruh dunia, dan memberikan
dampak yang juga berskala dunia/global. Harus diakui bahwa kemajuan teknologi
informasi, telekomunikasi, dan transportasi berperan besar untuk
mendiseminasikan permasalahan globalisasi itu ke berbagai belahan bumi.
Dengan adanya dua sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa
gejala keterhubungan (interconnectedness) antara berbagai masalah globalisasi
dengan hubungan antar bangsa telah semakin meningkat, dan hal itu sebenarnya
adalah sebuah konsekuensi logis dari globalisasi yang memang pada akhirnya akan
membawa manusia untuk menjadi semakin mudah dan semakin sering berinteraksi.
Namun di pihak lain, sifat jangkauan global dan dampak masalah globalnya juga
harus diwaspadai.
Dalam dunia yang semakin mengglobal dan
diperkirakan akan terus mengglobal di abad-abad berikutnya, maka berbagai
masalah yang diawali pada suatu lokasi di belahan bumi tertentu dapat
memberikan dampaknya ke seluruh planet bumi dan bahkan bagi seluruh umat
manusia. Oleh
karena itu, maka budaya peradaban di era globalisasi sekarang ini harus
diarahkan pada suatu asas komplementasi (complementary thinking) atau pola
pikir untuk saling melengkapi.
Asas komplementasi itu pada hakekatnya sejalan dengan
kompleksitas permasalahan di era global, yang menunjukkan semakin meningkatnya
pertautan antara satu kepentingan dengan kepentingan lain yang, mau tidak mau,
telah mendorong umat manusia untuk semakin saling bergantung atau interdependen
satu sama lain.
Pada dasarnya ada tiga prinsip penting yang harus dijadikan
acuan dalam pengembangan asas komplementer, yaitu:
1) Prinsip
Keseimbangan (Equality)
Yang dimaksud dengan
prinsip keseimbangan adalah bahwa masing-masing pihak yang terlibat dalam asas
komplementer harus bersedia untuk berbagi kepentingan (interest) yang
dimilikinya dengan kepentingan pihak lain. Berbagi kepentingan di sini didasari
oleh pemahaman bahwa tantangan di era globalisasi bersifat sangat kompleks,
saling berpautan dan masing-masing bangsa di belahan bumi ini memiliki
kapasitasnya masing-masing yang khas, yang unik dan memiliki kontribusi yang
setara dalam porsinya masing-masing, untuk memberikan solusi yang bersifat
komprehensif dan berskala global.
2) Prinsip
jangka panjang (eternity)
Yang dimaksud dengan prinsip jangka panjang adalah bahwa
asas komplementer untuk menghadapi tantangan peradaban yang berskala global
itu, harus dilaksanakan dengan komitmen untuk terus menindaklanjutinya dalam
skala jangka panjang. Hal itu karena kondisi keterpautan dan kondisi saling
bergantung antar umat manusia justru akan semakin meningkat di masa datang.
Masalah globalisasi adalah masalah yang penyelesaiannya membutuhkan komitmen
jangka panjang dari seluruh bangsa di dunia. Tanpa adanya komitmen jangka
panjang, maka bentuk solusi apapun yang diberikan tidak akan efektif.
3) Prinsip
pembelajaran-kolektif (collective learning)
Yang dimaksud dengan pembelajaran kolektif bukanlah
memisahkan diri/ menghindari dari pengaruh asing (barat). Akan tetapi Prinsip
pembelajaran-kolektif adalah adanya semangat dan mentalitas dari segenap bangsa
untuk menjadikan kondisi saling melengkapi itu sebagai sebuah forum
pembelajaran. Hal ini didasari oleh prinsip, bahwasanya negara atau bangsa mana
pun di dunia memiliki fiturnya masing-masing yang semuanya diperlukan untuk
memberikan solusi yang tepat dari berbagai tantangan masa depan. Tentu saja
pembelajaran kolektif ini hanya dimungkinkan jika masing-masing negara/bangsa
mau berbagi kepentingan antara satu dengan lainnya. Dengan adanya pembelajaran
kolektif ini, maka kondisi saling ketergantungan itu justru akan menjadi
insentif bagi masing-masing negara/bangsa di dunia untuk mengembangkan
kapasitasnya masing-masing khususnya dalam mengatasi tantangan di era
globalisasi. Jadi seperti yang dipaparkan pada pembahasan “Masalah globalisasi”
diatas, yaitu tidak perlu bersolusi pada patokan “cara mengatasi masalah
globalisasi” karena itu hanya menimbulkan keterbatasan pembelajaran. Jika
pembelajaran terbatas maka mana mungkin kita dapat kolektif terhadap Globalitas
yang terjadi.
Ketiga prinsip tersebut harus ada pada asas komplementasi.
Karena tanpa adanya ketiga prinsip itu, maka asas komplementasi tidak akan
memberikan banyak manfaat, justru yang terjadi adalah, asas itu hanya akan
dimanfaatkan oleh negara/bangsa tertentu untuk mengatur dan mengendalikan
bangsa/negara lain. Sehingga bukan solusi yang akan dihasilkan, namun justru
berpotensi menghadirkan masalah baru yaitu neo-kolonialisme. Ada pun bentuk
perwujudan dari asas komplementasi adalah sebuah rangkaian pola tindak yang
mendorong adanya berbagai aktifitas kerjasama, kemitraan (partnerships) dan
hal-hal sejenis, yang sangat diperlukan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan
yang akan terjadi di era globalisasi itu seiring dengan semangat bahwa
tantangan global harus diatasi dengan aktifitas global. Oleh karena itu jangan
takut menghadapi globalisasi(dampak negatif yang terlihat),sebab rasa takut dan
was-was akan secara otomatis membuat kita menghindar dari salah satu efek
global(mungkin yang menurut kita negatif), maka yang terjadi adalah
keterbelakangan kita di dalam era global yang sudah maju sehingga menyebabkan
masalah yang lebih berat lagi.
PENUTUP
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki
hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan
antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan,
budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana
antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung,
terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara.
Dampak Globalisasi yang terlihat Dampak
negatif globalisasi yaitu dampak buruk yang dapat dihindari sebelum itu
terjadi.Dampak positif globalisasi yaitu dampak positif/baik yang dapat
diperkirakan sebelum itu terjadi.
Terdapat banyak cara untuk mengatasi
dampak buruk dari globalisasi Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh,
misal semangat mencintai produk dalam negeri, Menanamkan dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya,Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama
dengan sebaik- baiknya,Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan
hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya, Selektif terhadap
pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.
Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan
mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Maka dari itu kita sebagai generasi muda
harus pandai – pandai menyaring arus globalisasi yang masuk, agar tetap dapat
sesuai dengan kebudayaan bangsa indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
v Darmodjo, Hendro dan Yeni K. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Universitas
terbuka.
v http://elfatsani.blogspot.com/2008/12/masalah-globalisasi.htmlyang
merasa ter-eksploitasi kebudayaan timurnya.
v http://kadri-blog.blogspot.com/2011/01/globalisasi-budaya.html.
v Sulis, Fajar. Pengaruh Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia. http://fajarsulis.wordpress.com/2010/04/21/pengaruh-dampak-globalisasi-terhadap-kebudayaan-indonesia/.
Komentar
Posting Komentar